Sejarah
dan Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
Sejarah
perkembangan peradaban Islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: priode klasik
(650 -1250 M), priode pertengahan (1250 – 1800 M) dan priode modern (1800 –
sekarang).Yang dimaksud abad pertengahan ialah tahapan sejarah umat Islam yang
diawali sejak tahun-tahun terakhir keruntuhan Daulah Abbasiyah (1250 M ) sampai
timbulnya benih-benih kebangkitan atau pembaharuan Islam yang diperkirakan
terjadi sekitar tahun 1800 M.Priode pertengahan ini juga terbagi menjadi dua
bagian, yaitu masa kemunduran I (1250 – 1500 M) dan masa tiga kerajaan besar
(1500 – 1800 M).
Masa Kemunduran I (1250 -1500 M)
1. Dinasti
Jengiskhan
Dinasti Jengiskhan disebut masa
kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses penghancuran oleh
bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang
juga masih keturunan bangsa Mongol.Bangsa Mongol ini berasal dari daerah
pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia tengah sampai ke Siberia utara,
Tibet selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur. Mereka mempunyai watak
yang kasar, suka berperang dan berani menghadapi maut untuk mencapai
keinginannya .Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang
dan sujud kepada Matahari yang sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih
menganut agama Syamaniyah ialah Hulagukhan sampai raja yang ke VI.Sedangkan
mulai dari raja yang VII (Mahmud Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah
pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu
gelar yang diberikan kepada Hulagukhan. Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini
adalah daerah yang terletak antara Asia kecil di barat dan India di timur.Kedatangannya
ke dunia Islam diawali dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan
Transoxania dan Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan
pada tahun 1223 M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M.Serangan ke
Baghdad dilakukan oleh Hulagukhan pada tahun 1258 M. Saat itu Khalipah Al
Mu’tashim menolak untuk menyerah. Akhirnya kota Baghdad dikepung.
Tanggal 10 Pebruari 1258 benteng
benteng kota ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalipah dan
keluarganya serta sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan dipancung secara
bergiliran. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas dapat melarikan diri, dan
diantaranya ada yang ke Mesir dan menetap di sana. Kota Bagdad sendiri
dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara
Mongolia tersebut.Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat menuju
Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil menduduki
Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah lain yang dilaluinya dapat ditaklukkan
kecuali Mesir.
Tentara Kerajaan Mamalik yang saat
itu sedang berkuasa di Mesir dapat memukul mundur pasukan Mongolia dalam sebuah
pertempuran di ‘Ain Jalut tanggal 13 September 1260 M.Demikianlah kondisi dunia
arab, terutama Baghdad dan sebagian besar derah-daerah kerajan Islam lainnya
dikuasi oleh bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah
dinasti Ilkhan, yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran
dan kemunduran dunia Islam.Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang
peduli terhadap pembangunan kembali peradaban yang telah diahncurkannya itu.
Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-703 /1295-1304), raja Ilkhan pertama yang
beragama Islam.
Dia seorang pelindung ilmu
pengetahuan dan sastra. Ia amat menggemari kesenian terutama arsitektur dan
ilmu pengetahuan alam, seperti astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan
botani. Ia membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk
mazhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan , observatorium, dan
gedung-gedung umum lainnya.Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda
Uljeitu (1304-1317 M) seorang penganut syi’ah yang ekstrim.
Ia mendirikan kota raja
Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1335 M)
pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan
dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka.
Kerajaan
Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah belah. Masing-masing pecahan
saling memerangi .Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
2. Dinasti
Timur Lenk
Kedatangan Timur Lenk ke dunia
Islam tidak kurang membawa kehancuran , bahkan ia lebih kejam daripada
Jengiskan atrau Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih
menganut kepercayaan Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama
“Islam.”Pada tanggal 10 April 1370 M. Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai
penguasa tunggal di Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan daerah-daerah
yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan. Ia berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu
Tuhan di alam ini , maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja.
Pada tahun 1381 M. Ia menaklukkan
Khurasan, terus ke Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri
yang ditaklukkannya ia mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap siapa saja
yang menghalangi rencananya, misalnya di Afganistan ia membangun menara yang
disusun dari 2000 mayat yang dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia
membangun menara dari 70000 kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badannya;
Di India ia membantai lebih dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000
tentara Armenia dikubur hidup-hidup.Pada tahun 1401 M. ia memasuki daerah Syria
bagian utara.
Tiga hari lamanya Aleppo
dihancurleburkan. Kepala dari 20000 penduduk dibuat Pyramid setinggi 10 hasta
dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap ke luar. Banyak bangunan,
seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanky dari Ayyubi
dihancurkan. Hamah, Hom’s dan Ba’labaka berturut-turut jatuh ke tangannya.
Demikian pula Damaskus dikuasainya, sehingga masjid Umayah yang bersejarah
mengalami kerusakan berat. Setelah itu serangan diteruskan ke Baghdad, dan
membantai 20000 penduduknya. Dari mayat-mayat tersebut ia membuat 120 menara
sebagai tanda kemenangan. Timur lenk berambisi juga untuk menguasai kerajaan
Usmani di Turki, karena kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah bekas
imperium Jengiskan dan Hulagukhan. Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang
sangat hebat di Ankara.
Tentara Usmani mengalami kekalahan.
Sultan Usmani (Bayazid I) sendiri tertawan dan mati dalam tawanan. Setelah itu
Timur Lenk kembali ke Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke Cina, Namun
di tengah perjalanan ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya pada
usia 71 tahun. Tepatnya tahun 1404 M. dan mayatnya di bawa ke Samarkhand. Sekalipun
Timur Lenk ini terkenal sangat ganas dan kejam, tetapi ia sempat memperhatikan
pengembangan Islam. Konon ia penganut Syi’ah yang ta’at dan menyukai tarekat
Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya ia selalu mengikutsertakan para
ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati para ulama. Ketika ia
berusaha menaklukkan Syria utara, ia menerima dengan hormat sejarawan terkenal,
Ibnu Khaldun yang diutus Sulthan Faraj untuk membicarakan perdamaian. Kota
Samarkhand diperkaya dengan bangunan-bangunan dan masdjid yang megah dan indah.
3. Kaum
Mamluk
Di Mesir Satu-satunya penguasa
Islam yang dapat memukul mundur tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara
Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars
(1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang
sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik berkuasa
sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M.
Karena dapat menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran,
sebagaimana dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.
Dinasti Mamalik ini mengalami
kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi
modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa
kecil menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga dapat melumpuhkan
tentara Salib di sepanjang laut tengah. Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan
dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh
tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang
menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan Eropa.
Hasil pertanian juga meningkat.Di
bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal
Baghdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang
di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama.
Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu
Taghribardi, dan Ibnu Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al
–Tusi. Di bidang matematika Abu al Faraj al –‘Ibry. Dalam bidang kedokteran:
Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru
manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis
psykoterapi. Dalam bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf.
Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang
pemikir reformis dalam Islam, al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan,
Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu Hadits dan lain-lain. Demikain pula dalam
bidan arsitektur.
Mereka membangun bangunan-bangunan
yang megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum,
perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.Kerajaan Mamalik ini
berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral rendah, suka
berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang dan
berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu
kerajaan Turki Usmani yang kemudia dapat memenangkan perang melawan tentara
Mamalik . Kemudian Mesir ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di
Turki.
4. Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam
hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang
merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad
setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah
jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan
akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini
disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama
orang-orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan.
Dilain pihak umat Kristen berhasil
mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalipah terakhir tidak mampu lagi
membendung serangan-serangan keristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan
Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika
utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam
setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk kristen atau pergi
meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat
Islam di daerah ini. Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalipah
Abbasiyah di Bghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul
dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India
dan Safawi di Persia.
Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)
1. Kerajaan Turki Usmani
Setelah Khilafah Abbasiyah di
Baghdad runtuh akibat serangan tentara ongol,kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa
kerajaan kecil yang satu sama lain saling memerangi. Beberapa peninggalan
budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol
itu,
Keadaan
politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah
muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya Usmani di Turki,
Mughal di India dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani ini adalah yang pertama
berdiri juga yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan
lainnya. Untuk mengetahui labih jelasnya maka dalam makalah ini akan kami
terangkan lebih lanjut mengenai Turki Usmani.
a. Asal-Usul Dinasti Turki Usmani
Nama
kerajaan Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka
yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia
Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah (Hamka,1975:205). Awal mula berdirinya
Dinasti ini banyak tertulis dalam legenda dan sejarah sebelum tahun 1300.
Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan daerah
utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan,
Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia
Tengah (Bosworth,1990:163).
Pada
abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol, akhirnya mereka
melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara saudara-saudaranya
yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil (Hasan,
1989:324-325). Dibawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan
Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka
inilah, Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan
tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus
membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota (Yatim,
2003:130).
Ertoghrul
meninggal Dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman.
Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman
memerintah antara tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali
menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin
terbunuh. Setelah wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman memproklamasikan
kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Penguasa pertamanya
adalah Usman yang sering disebut Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya
sebagai Padisyah al-Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M
setapak demi setapak wilayah kerajaan diperluas. Dipilihnya negeri Iskisyihar
menjadi pusat kerajaan. Usman mengirim surat kepada raja-raja kecil guna
memberitahukan bahwa sekarang dia raja yang besar dan dia menawar agar
raja-raja kecil itu memilih salah satu diantara tiga perkara, yakni ; Islam,
membayar Jaziah dan perang. Setelah menerima surat itu, separuh ada yang masuk
Islam ada juga yang mau membayar Jizyah.
Mereka
yang tidak mau menerima tawaran Usman merasa terganggu sehingga mereka meminta
bantuan kepada bangsa Tartar, akan tetapi Usman tidak merasa takut
menghadapinya. Usman menyiapkan tentaranya dalam mengahdapi bangsa Tartar,
sehingga mereka dapat ditaklukkan. Usman mempertahankan kekuasaan nenek moyang
dengan setia dan gagah perkasa sehingga kekuasaan tetap tegak dan kokoh
sehingga kemudian dilanjutkan dengan putera dan saudara-saudaranya yang gagah
berani meneruskan perjuangan sang ayah dan demi kokohnya kekuasaan nenek
moyangnya.
b. Perkembangan Turki Usmani
Setelah
Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Usman (raja besar keluarga
Usman), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang
daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian
pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan.
Pada
masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M), kerajaan Turki Usmani ini dapat
menaklukkan Azmir (1327 M), Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara
(1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah itulah yang pertama kali
diduduki kerajaan Usmani,ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-1389
M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke
benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan ibukota
kerajaan yang baru. Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus
mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan
untuk memukul mundur Turki Usmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat
menghancurkan pasukan sekutu kristen Eropa tersebut.
Ekspansi
Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur
Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan
Turki mengalami kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan kemudian meninggal
pada tahun 1403 M (Ali, 1991:183). Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk
bagi Kerajaan Usmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil
yang melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu
dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama
yaitu meletakkan dasardasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri.
Usaha beliau kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).
Turki
Usmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau
Muhammad Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel
pada tahun 1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. Pada
masa Sultan Salim I (1512-1520 M), ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria
dan Mesir berhasil ditaklukkannya. Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh putranya
Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan
Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan
Turki Usmani, karena dibawah pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang
meliputi Afrika Utara, Mesir, Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan,
Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania sampai batas sungai Danube dengan
tiga lautan, yaitu laut Merah, laut Tengah dan laut Hitam (Ambari, 1993:211).
Usmani
yang berhasil menaklukkan Mesir tetap melestarikan beberapa system
kemasyarakatan yang ada sekalipun dengan beberapa modifikasi. Usmani menyusun
kembali sistem pemerintahan yang memusat dan mengangkat beberapa Gubernur
militer dan pejabat-pejabat keuangan untuk mengamankan pengumpulan pajak dan
penyetoran surplus pendapatan ke Istambul. Peranan utama pemerintahan Usmani
adalah menentramkan negeri ini, melindungi pertanian, irigasi dan perdagangan
sehingga mengamankan arus perputaran pendapatan pajak. Dalam rentangan abad
pertama dan abad pertengahan dari pereode pemerintahan Usmani, sistem irigasi
di Mesir diperbaiki, kegiatan pertanian meningkat dengan pesat dan kegiatan
perdagangan dikembangkan melalui pembukaan kembali beberapa jalur perdagangan
antara India dan Mesir (Lapidus, 1999:553). Demikianlah perkembangan dalam
kerajaan Turki Usmani yang selalu berganti penguasa dalam mempertahankan
kerajaannya. Diantara mereka (para penguasa) memimpin dengan tegasnya atas
tinggalan dari nenek moyang agar jangan sampai jatuh ke tangan negeri /
penguasa lain selain Turki Usmani. Hal ini terbukti dengan adanya para pemimpin
yang saling melengnkapi dalam memimpin perjuangannya menuju kejayaan dengan
meraih semua yang membawa kemajuan dalam kehidupan masyarakat
c. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani
Akibat
kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan
Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuankemajuan dalam
perkembangan wilayah Turki Usmani dapat di raihnya dengan cepat. Dengan cara
atau taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad
yang mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam
negerinya yang kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M) (Yatim,
2003:133-134). Sehingga Turki Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa
Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini di tindak lanjuti oleh raja-raja
berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan Sulaiman al-Qonuni. Ia tidak
mengarahkan ekspansinya kesalah satu arah timur dan Barat, tetapi seluruh
wilayah yang berada disekitar Turki Usmani itu, sehingga Sulaiman berhasil
menguasai wilayah Asia kecil. Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan Usmani
yang luas berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam
bidang-bidang kehidupan lain yang penting, diantaranya :
1. Bidang Kemiliteran dan
Pemerintahan
Untuk
pertama kalinya Kerajaan Usmani mulai mengorganisasi taktik, strategi tempur
dan kekuatan militer dengan baik dan teratur. Sejak kepemimpinan Ertoghul
sampai Orkhan adalah masa pembentukan kekuatan militer. Perang dengan Bizantium
merupakan awal didirikannya pusat pendidikan dan pelatihan militer, sehingga
terbentuklah kesatuan militer yang disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah
. Selain itu kerajaan Usmani membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan
tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi
Gubernur. Gubernur mengepalai daerah tingakat I. Di bawahnya terdapat beberapa
bupati. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I
dibuatlah UU yang diberi nama Multaqa Al-Abhur , yang menjadi pegangan
hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena
jasanya ini, di ujung namanya di tambah gelar al-Qanuni (Hitti, 1970:713-714).
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan
Budaya
Kebudayaan
Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan diantaranya adalah
kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak
mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana rajaraja.
Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap dari Bizantium. Dan
ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan
huruf diambil dari Arab (Toprak, 1981:60). Dalam bidang Ilmu Pengetahuan di
Turki Usmani tidak begitu menonjol karena mereka lebih memfokuskan pada
kegiatan militernya, sehingga dalam khasanah Intelektual Islam tidak ada Ilmuan
yang terkemuka dari Turki Usmani .
3. Bidang Keagamaan
Agama
dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial
dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri
sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.
Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan
di Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan
beliau mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan
yang terjadi dalam masyarakat. Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki
Usmani tersebut tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya,
antara lain:
1.Mereka
adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat.
2.Mereka
memiliki kekuatan militer yang besar.
3.Mereka
menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada pada tititk temu antara Asia dan
Eropa (Al Nadwi, 1987:244).
Disamping
itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para
penguasa Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik
dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan
mempertahankan kerajaan Turki Usmani.
d. Turki Pasca Sulaiman al-Qanuni
Masa
pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) merupakan puncak kejayaan daripada
kerajaan Turki Usmani. Beliau terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung atau
Sulaiman Al-Qonuni. Akan tetapi setelah beliau wafat sedikit demi sedikit Turki
Usmani mengalami kemunduran. Setelah Sulaiman meninggal Dunia, terjadilah
perebutan kekuasaan antara putera-puteranya, yang nenyebabkan kerajaan Turki
Usmani mundur akan tetapi meskipun terus mengalami kemunduran kerajaan ini
untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai militer yang tangguh. Kerajaan
ini memang masih bertahan lima abad lagi setelah sepeninggalnya Sultan Sulaiman
1566 M (Yatim, 2003:135).
Sultan
Sulaiman di ganti Salim II. Pada masa pemerintahan Salim II (1566-1573 M),
pasukan laut Usmani mengalami kekalahan atas serangan gabungan tentara Spanyol,
Bandulia, Sri Paus dan sebagian armada pendeta Malta yang dipimpin Don Juan
dari Spanyol. Kekalahan ini menyebabkan Tunisia dapat direbut musuh.
Pada
masa pemerintahannya, keadaan dalam negeri mengalami kekacauan. Hal itu
disebabkan karena ia mempunyai kepribadian yang buruk. Keadaan itu semakin
kacau setelah naiknya Sultan Muhammad III (1595-1603 M), Sultan Ahmad I
(1603-1671 M) dan Musthofa I (1617-1622 M), akhirnya Syeikh Al-Islam
mengeluarkan fatwa agar Musthofa I turun dari jabatannya dan diganti oleh Usman
II (1618-1622 M). Pada masa pemerintahan Sultan Murad IV (1623-1640 M), mulai
mengadakan perbaikan-perbaikan, tetapi sebelum ia berhasil secara keseluruhan,
masa pemerintahannya berakhir. Kemudian pemerintahan dipegang oleh Ibrahim
(1640-1648 M),yang pada masanya orang-orang Venesia melakukan peperangan laut
dan berhasil mengusir orang Turki Usmani di Cyprus dan Creta pada tahun 1645 M.
Pada tahun 1663 M pasukan Usmani menderita kekalahan dalam penyerbuan ke Hungaria.
Dan juga pada tahun 1676 M dalam pertempuran di Mohakes, Hungaria. Turki Usmani
dipaksa menandatangani perjanjian Karlowitz pada tahun 1699 M yang berisi
pernyataan penyerahan seluruh wilayah Hungaria, sebagian besar Slovenia dan
Croasia kepada Hapsburg. Dan penyerahan Hermeniet, Padalia, Ukraenia, More dan
sebagian Dalmatia kepada penguasa Venesia. Pada tahun 1770 M pasukan Rusia
mengalahkan armada Usmani di sepanjang pantai Asia Kecil. Namun kemenangan ini
dapat direbut kembali oleh Sultan Musthofa III (1757- 1774 M). Dan pada tahun
1774 M, penguasa Usmani Abddul Hamid (1774-1789 M) terpaksa menandatangani
kinerja dengan Catherine II dari Rusia yang berisi penyerahan benteng-benteng
pertahanan di Laut Hitam kepada Rusia dan pengakuan kemerdekaan atas Crimea
(Ali, 1993:191).
Pemerintahan
Turki, masa pasca Sulaiman banyak terjadi kekacauan-kekacauan yang menyebabkan
kemunduran dalam mempertahankan Turki Usmani (kerajaan Usmani). Hal ini
dikarenakan benyaknya berganti pemimpin atau penguasa yang hanya meperebutkan
jabatan tanpa memikirkan langkah-langkah selanjutnya yang lebih terarah pada
tegaknya kerajaan Usmani. Sifat dari pada para pemimpin juga mempengaruhi
keadaan kerajaan Usmani, seperti halnya sifat jelek yang dilakukan Sultan Murad
III (1574-1595 M) yakni yang selalu menuruti hawa nafsunya sehingga kehidupan
moral Sultan Murad yang jelek itu menyebabkan timbulnya kekacauan dalam negeri
Usmani itu sendiri.
Banyaknya kemunduran yang dirasakan
selama kurang lebih dua abad ditinggal Sultan Sulaiman. Tidak ada tanda-tanda
membaik sampai setengah pertama dari abad ke -19 M. Oleh karena itu, satu
persatu negara-negara di Eropa yang pernah dikuasai kerajaan Usmani ini
memerdekakan diri. Bukan hanya negeri-negeri di Eropa yang memang sedang
mengalami kemajuan memberonak terhadap kerajaan-kerajaan Usmani, tetapi juga
beberapa didaerah timur tengah mencoba bangkit memberontak. Dari sinilah dapat
disimpulkan bahwa kemunduran Turki Usmani pasca Sulaiman disebabkan karena
banyaknya terjadi kekacauan.
2.4. Kemunduran
Kerajaan Turki Usmani
Kemunduran
Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan
karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal
diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti
Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian
yang buruk. Juga karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang
mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin
memburuk dan system pemerintahan tidak berjalan.
Selain
faktor diatas, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Usmani
mengalami kemunduran, diantaranya adalah :
1.
Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas Perluasan wilayah yang begitu cepat
yang terjadi pada kerajaan
Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca
pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga
administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi,
tanpa mengabaikan penataan sistem
pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha
melepaskan diri.
2.
Heterogenitas Penduduk Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi
dari berbagai kerajaan, mencakup Asia
kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan
beragamnya penduduk, maka jelaslah
administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan
tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak
memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat
lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
3.
Kelemahan para Penguasa Setelah sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah
pergantian penguasa. Penguasa-penguasa
tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi.
4. Pemberontakan
Tentara Jenissari Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat
kali yaitu pada tahun 1525 M,
1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan
prestasi, keberadaannya didominasi oleh
keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan- pemberontakan.
5 Merosotnya
Ekonomi Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara
belanja negara pun sangat besar, sehingga
perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
6. Terjadinya Stagnasi dalam
Lapangan Ilmu dan Teknologi Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam
kehidupan. Keraajan usmani kurang
berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya.
Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan
kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa
yang lebih maju.
f. Catatan Simpul
Nama
kerajaan Usmani diambil dari nama Sultan pertama bernama Usman. Beliau dengan
gigihnya meneruskan cita-cita ayahnya sehingga dapat menguasai suatu wilayah
yang cukup luas dan dapat dijadikan sebuah kerajaan yang kuat. Bangsa Turki
Usmani berasal dari suku Qoyigh, salah satu kabilah Turki yang amat terkenal.
Pada abad ke-13 mereka mendapat serangan dari bangsa Mongol. Akhirnya mereka
mencari perlindungan dari saudaranya, yaitu Turki Seljuk. Dibawah pemerintahan
Ortoghul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin yang sedang melawan Bizantium.
Karena
bantuan mereka, Sultan Alaudin dapat mengalahkan Bizantium. Kemudian Sultan
Alaudin memberi imbalan tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium.
Setelah Sultan Alaudin wafat (1300 M), orang-orang Turki segera memproklamirkan
kerajaan Turki Usmani dengan Usman I sebagai sultannya.
Perluasan
wilayah kerajaan Turki terjadi dengan cepat, sehingga membawa kejayaan,
disamping itu raja-raja yang berkuasa sangat mempunyai potensi yang kuat dan
baik. Banyak daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga
memperkuat berdirinya kerajaan Turki Usmani. Salah satu sumbangan terbesar
kerajaan Turki Usmani dalam penyebaran Islam adalah penaklukkan kota benteng
Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi Timur (1453 M), penaklukkan kota itu
terjadi pada masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M) yang terkenal dengan gelar
Al-Fatih. Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan Turki Usmani mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang
kemiliteran, pemerintahan, kebudayaan dan agama. Selanjutnya Turki Usmani
mengalami puncak keemasan adalah pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566
M) yang terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung.
Dari
perkembangan yang sangat baik itu maka Turki Usmani mengalami kemajuankemajuan
yang mendukung sekali dalam pemerintahannya diantaranya :
a. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang berguna untuk mengatur urusan pemerintahan di Turki Usmani.
a. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang berguna untuk mengatur urusan pemerintahan di Turki Usmani.
b. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Turki
kaya akan kebudayaan, karya telah terjadi akulturasi budaya antara Arab, Persia
dan Bizantium. Akan tetapi dalam bidang ilmu pengetahuan Turki Usmani tidak
begitu menonjol karena terlalu berfokus pada bidang kemiliteran.
c. Dalam Bidang Keagamaan. Peranan agama di Turki
Usmani sangatlah besar terutama dalam tradisi masyarakat. Mufti/Ulama' menjadi
pejabat tinggi dalam urusan agama dan berwenang memberi fatwa resmi terhadap
problem keagamaan yang dihadapi masyarakat.
4. Tanda kemunduran kerajan Turki Usmani terjadi
setelah masa pemerintahan Sulaiman (1520-1566 M) berakhir, yaitu terjadi
pertikaian diantara anak Sulaiman untuk memperebutkan kekuasaan. Turki Usmani
mengalami kekacauan, satu persatu daerah kekuasaannya melepaskan diri, karena
tidak ada pengganti pemimpin yang kuat dan cakap.
2.5 Kerajaan
safawi
Kerajaan
safawi di Persia Cikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan
pengajian tasauf tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan.
Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam
Syi’ah yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai
peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini. Gerakan tarekat ini
lama kelamaan berubah bentuk menjadi gerakan politik. Jama’ah atau
murid-muridnya berubah menjadi tentara yang teratur dan panatik dalam
kepercayaan serta menentang setiap orang yang bermazhab selain syi’ah.Kepemimpinan
Sapawi silih berganti, dan semakin eksis sebagai gerakan politik yang didukung
oleh pasukan tentara yang kuat yang diberi nama Qizilbash (baret merah) pada
masa kepemimpinan Ismail (1501-1524 M).
Dialah yang pertama kali
memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi di kota Tabriz.
Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah dapat menguasai seluruh wilayah Persia dan
bagian timur B ulan sabit subur (Fortile Crescent).Kerajaan Safawi mencapai
puncak kemajuannya pada masa pemerintahan Abbas I . Pada masa pemerintahannya
dapat menguasai beberpa daerah yang dikuasi Turki Usmani seperti Tabriz,
Sirwan, dan Baghdad (1602 M). Kemudian tahun 1622 M dapat menguasai kepulauan
Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas, sehingga
jalur perdagangan antara Timur dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda,
Inggris dan Perancis dapat dikusainya.
Kemajuan
Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang ilmu
pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al
Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof,
dan Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog
dan seorang yang pernah mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan lebah.Bidang
fisik dan seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota
kerajaan menjadi kota yang sangat indah.
Dibangun pula mesjid-mesjid, rumah
sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa diatas zende Rud, dan
istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga misalnya dalam bentuk kerajinan
tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode, tembikar dan lain-lain.Sepeninggal
Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi
Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman (1667-1694), Husein
(1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III (1733-1736). Pada masa
raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin lama semakin menurun yang
pada akhirnya membawa kepada kehancurannya. Safi Mirza adalah seorang yang
pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Abbas II adalah raja
yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain pecandu narkotika juga
menyenangi kehidupan malam beserta harem herem nya.Sedangkan Husein adalah
seorang raja yang sangat diskriminatif, terlalu berpihak kepada kaum Syi’ah dan
kejam terhadap penganut Sunni. Itulah antara lain yang menjadi faktor keruntuhan
Kerajaan Safawi. Faktor lain adalah konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan
Usmani, dekadensi moral dikalangan pembesar-pembesar kerajaan, dan juga konflik
interen di kalangan mereka dalam rangka memperebutkan kekuasaan.
2.6. Kerajan Mughal di India
Kerajaan Mughal letaknya di India
dan Delhi sebagai Ibukotanya. Berdiri seperempat abad sesudah berdirinya
kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salahsatu dari
cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin menguasai Samarkhan yang menjadi kota
penting di Asia Tengah pada masa itu. Maka pada tahun 1494 ia berhasil
menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail I, raja safawi. Pada tahun 1504 M ia
juga dapat menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di
India juga dapat ditaklukkannya.
Babur meningal pada tahun 1530 M.
diagnti oleh anaknya Humayun.(1530-1556 M) dapat menggabungkan Malwa dan
Gujarat ke daerah-daerah yang telah dikuasainya. Humayun meninggal karena
terjatuh di tangga perpustakaannya (1556 M) , diganti oleh anaknya, Akbar.Akbar
(1556-1606 M) dapat menaklukkan raja-raja India yang masih ada pada waktu itu,
dan juga Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan
ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din
Ilahi. Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi Universal) , sehingg
semua rakyat dipandangnya sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan
agama. Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627
M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb
(1659-1707 M).
Sesudah Aurangzeb adalah
Sultan-sultan yang lemah yang tidak dapat mempertahankan kelanjutan kerajaan
Mughal. Beberapa kemajuan kerajaan Mughal antara lain dalam bidang pertanian,
yaitu berupa biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau,
kapas, nila dan bahan-bahan celupan.Hasil karya seni kerajaan Mughal yang masih
dapat dinikmati sampai saat ini adalah karya-karya arsitektur yang indah dan
mengagumkan misalnya bangunan Masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahal di Agra,
Mesjid Raya Delhi dan Istana indah di Lahore.Selain kemajuan-kemajuan yang
dicapai oleh kerajaan Mughal, ada beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan
kehancurannya pada tahun1858 antara lain:
a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran
sehingga tidak bisa memantau
gerak
langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu pula
kekuatan pasukan daratnya semakin kurang
handal, teruatama dalam
mengoperasikapersenjataan buatannya sendiri.
b. Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan
pembesar kerajaan
yangmengakibatkan pemborosan dalam
penggunaan uang.
c. Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam
melaksanakan ide-idenya
yang menyebabkan terjadinya konplik antara
agama, misalnya aliran Syikh,
Syi’ahdan sunni.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro
terakhir kekuasaan Mughal
adalahorang-orang yang lemah dalam bidang
kepemimpinan
Pengaruh Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan
terhadap Umat Islam di Indonesia :
1. Dalam bidang
pemikiran, muncul pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi rasional.
2. Dalam bidang tauhid, berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
3. Dalam bidang fiqih, muncul mazhab yang sangat besar, yaitu Syafi’I, Maliki, Hambali, dan Hanafi yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.
4. Dengan berkembangnya pengetahuan dan kebudayaan, dapat memberikan pengaruh positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5. Perkembangan ajaran Islam yang sangat pesat dapat mengembangkan Syiar agama Islam, Sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat muslim di Indonesia.
2. Dalam bidang tauhid, berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
3. Dalam bidang fiqih, muncul mazhab yang sangat besar, yaitu Syafi’I, Maliki, Hambali, dan Hanafi yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.
4. Dengan berkembangnya pengetahuan dan kebudayaan, dapat memberikan pengaruh positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5. Perkembangan ajaran Islam yang sangat pesat dapat mengembangkan Syiar agama Islam, Sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat muslim di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar