No.
|
Struktur Teks
|
Kalimat
|
1.
|
Orientasi 1
|
Pagi hari dalam sebuah ruang sekolah di Lhok Nga,
desa kecil di Pantai Aceh, pada 26 Desember 2004, Delisa (Chantiq Schagerl)
berupaya khusyu
menjalankan praktik shalat di depan Ustad Rahman dan Ustazah Nur yang mengujinya. Ibunya, Ummi Salamah (Nirina Zubir), bersama beberapa ibu lainnya menyaksikan dari luar jendela. Ucapan Sang Ustad sebelumnya agar dia tetap fokus pada shalat meski apapun yang terjadi di sekelilingnya benar-benar ditaati gadis kecil itu. Termasuk juga gempa yang mengguncang dan plafon atap mulai berjatuhan. Bahkan ketika ustad Rahman dan guru penguji lain lari keluar dan teriakan panik ibunya tidak membuatnya beranjak. Dia tetap membaca doa shalat yang dihafalnya. Air bah tsunami pun meluluhlantakkantempat itu dan menenggelamkan Delisa. |
2.
|
Tafsiran isi 1
|
Scene yang dahsyat dari film “Hafalan Shalat Delisa”
jangan bandingkan dengan teknologi 3D film Amerika untuk mendeskripsikan
tsunami tersebut-membuat saya terhenyak. Seandainya saja saya yang shalat
pada saat terjadi bencana, apakah saya akan lari atau tetap shalat dengan
risiko mati dalam keadaan shalat sulit dibayangkan. Film berlatar belakang
bencana tsunami yang melanda Aceh dan berbagai tempat di Asia Tenggara ini
menewaskan ratusan ribu jiwa dan meninggalkan duka yang mendalam.
|
3.
|
Tafsiran isi 2
|
Film ini dibuka dengan beberapa adegan manis dua
hari sebelum malapetaka itu. Delisa tinggal bersama Ummi dan tiga kakaknya,
Fatimah (Ghina Salsabila), dan si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan
Zahra (Riska Tania Apriadi). Abi Usman, ayahnya (Reza Rahadian), bekerja di
sebuah kapal tangker asing nun jauh dari tempat tinggal mereka. Delisa
digambarkan sulit melakukan hafalan shalat, dibangunkan shalat subuh juga
susah. Umminya sampai menjanjikan sebuah kalung berhuruf D yang dibeli dari
toko milik Koh Acan (dimainkan dengan menarik oleh Joe P Project), jika
Delisa lulus ujian praktik shalat. Seperti anak-anak kecil umumnya, Delisa
senang bermain. Dia ingin belajar bersepeda dari Tiur dan bermain bola dengan
Umam. Saya suka dengan akting Nirina Zubir yang mampu menghidupkan
spontanitas seorang ibu ketika Aisyah cemburu pada Delisa atau Delisa sedang
sedih. Ia juga menjadi imam ketika shalat bersama putri-putrinya. Awalnya
akting anak-anak ini agak kaku, namun Nirina mampu membuat suasana hidup.
Segmen ini milik Nirina.
|
4.
|
Tafsiran isi 3
|
Setelah tsunami menghantam, Delisa diselamatkan
seorang ranger (tentara) Amerika Serikat bernama Smith (Mike Lewis). Sayang,
kaki Delisa harus diamputasi. Dia juga dikenalkan dengan Sophie, relawan
asing lainnya yang bersimpati pada Delisa. Delisa tahu bahwa ketiga kakaknya
sudah pergi ke surga, juga Tiur dan ibunya, serta ustazah Nur. Semua
digambarkan dengan surealis melintas sebuah gerbang di lepas pantai menunju
negeri dengan mesjid yang indah. Namun keberadaan ibunya masih misteri.
Melihat keadannya, Smith ingin mengadopsi Delisa. Lelaki itu ingat putrinya
yang mati dalam kecelakaan bersama ibunya. Namun kemudian ayahnya datang. Dia
kemudian harus membangun hidupnya kembali bersama putrinya sebagai single
parent.
|
5.
|
Tafsiran Isi 4
|
“Hafalan Shalat Delisa” tidak terjebak dengan
melodrama yang klise. Ada kesedihan yang membuat air mata keluar, tetapi
hidup tetap harus berjalan. Delisa dengan kaki satu berupaya tegar, termasuk
juga membangkitkan semangat Umam yang remuk dengan bermain bola. Gadis ini
juga memberi inspirasi pada ustad Rahman yang sempat patah semangat.
Percakapan ustad Rahman dengan Sophie di kamp pengungsi menjadi adegan
menyentuh lainnya. “Mengapa Allah menurunkan bencana ini?” Kira-kira demikian
keluhan ustad itu. Sophie menjawab, “Coba tanya Delisa. Dia kehilangan tiga
kakaknya, ibunya, sebelah kakinya, tetapi dia ingin bermain bola.”
|
6.
|
Tafsiran isi 5
|
Pada segmen ini, akting Chantiq Schagerl memukau.
Aktingnya mengingatkan pada Gina Novalista dalam “Mirror Never Lies” yang
menjadi nominasi artis terbaik FFI 2011. Dia mampu mengimbangi akting Reza
Rahadian yang memang gemilang sebagai seorang ayah yang sempat remuk hatinya.
Scene ketika ayahnya membawa Delisa di reruntuhan rumah mereka sangat
menggigit. “Abi akan bangun rumah kita lagi!” dengan tegas ayahnya berkata.
Adegan ketika Usman gagal membuat nasi goreng yang seenak buatan Ummi juga
menarik. Betapa susahnya menjadi single parent bagi seorang laki-laki.
Termasuk ketika air mata saya tidak bisa dibendung lagi melihat adegan Delisa
memeluk ayahnya, “Delisa cinta Abi karena Allah!”
|
7.
|
Tafsiran isi 6
|
Kehadiran Koh Acan juga menghidupkan suasana. Hal
ini merupakan human interest dalam film ini. Ketika dia menawarkan bakmi
buatannya pada Delisa di kamp pengungsian memberikan kesegaran. Begitu juga
dia menengok Delisa yang sakit karena kehujanan. Tentunya membawakan bakmi
kesukaannya.
|
8.
|
Evaluasi
|
Film ini menuju sebuah ending apakah umminya selamat
atau setidaknya ditemukan tubuhnya. Hal ini juga begitu menggetarkan. Namun,
apapun itu Delisa digambarkan sebagai sosok yang ikhlas. Tentunya dia juga
bertekad menuaikan janjinya menyelesaikan hafalan shalatnya. “Delisa shalat
bukan demi kalung, tetapi ingin shalat yang benar.”
|
9.
|
Rangkuman
|
Film yang diangkat dari novel laris karya Tere Liye
ini merupakan film akhir tahun dan sekaligus juga film menyambut awal tahun
2012 yang manis. Cocok diputar untuk menyambut peringatan tsunami sekaligus
juga hari ibu.
|
Minggu, 07 Mei 2017
Struktur Teks Ulasan Film "Hafalan Sholat Delisha"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - MapyRO
BalasHapusFind the best prices 공주 출장샵 on Harrah's Cherokee 파주 출장마사지 Casino & Hotel in 용인 출장샵 Cherokee (Spartan) with MapyR for 제천 출장샵 Hotel Amenities, Reviews and 거제 출장마사지 Photos.